Tanpa Sumur Baru, Produksi Migas Indonesia Turun 20 Persen Per Tahun

By Admin


nusakini.com - Tanpa adanya upaya pencarian sumur baru, produksi minyak mentah Indonesia akan turun rata-rata 20 persen per tahun. Dalam kondisi tersebut, produksi minyak mentah Indonesia pada tiga sampai lima tahun ke depan akan turun hingga 500.000 barel per hari (bph).

Demikian diungkapkan Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taslim Z. Yunus, pada Sosialisasi Industri Hulu Migas yang digelar Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat (Jabar), Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Kamis 1 September 2016. Saat ini, menurut dia, produksi minyak Indonesia berada pada rentang 830.000-850.000 bph.

"Dulu kita masih bisa bicara produksi 1,2 juta-1,5 juta bph. Hampir sebagian besar pengeboran menghasilkan minyak. Kalau sekarang sebagian besar pengeboran yang keluar adalah air. Lebih dari separuh. Sekarang 1.000 bph per lapangan sudah bagus," katanya.

Produksi yang rendah itu, menurut dia, karena sumur-sumur tua yang tidak produktif. Di sisi lain, penemuan sumur baru yang memiliki nilai ekonomis sangat sedikit.

Berdasarkan data SKK Migas, produksi rata-rata minyak pada Juli 2016 mencapai 834.700 bph, naik 696 bph dibandingkan realisasi 30 Juni 2016, yang produksi rata-ratanya sebesar 834.004 bph.

Realisasi produksi siap jual atau lifting minyak pada semester I/2016 mencapai 817,9 ribu bph. Ada perbedaan lebih dari 16 ribu bph antara realisasi lifting dan produksi.

Target lifting minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan tahun ini sebesar 820 ribu bph. Tahun lalu target lifting minyak tidak tercapai. Realisasi lifting hanya sebesar 777.600 bph dari target 825.000 bph. Sementara itu, kebutuhan minyak nasional rata-rata mencapai 1,4 juta bph dan diprediksi akan mencapai 2 juta bph pada 2025.

Produksi rata-rata gas bumi per 30 Juli 2016 sebesar 7.962 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), turun tipis dibanding realisasi30 Juni 2016 yang mencapai 7.985 MMSCFD. Target dalam APBN Perubahan 2016 sebesar 6.440 MMSCFD.

Terdapat empat kontributor utama lifting minyak sepanjang paruh pertama tahun ini, yaitu blok Rokan yang dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia, blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Ltd, Wilayah Kerja PT Pertamina EP, dan blok Mahakam yang dioperatori Total E&P Indonesie. Keempatnya menyumbang lebih dari 65 persen lifting minyak nasional

Dari sisi investasi, pada semester I-2016 tercatat sebesar 5,65 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp76.3 triliun. Investasi untuk eksplorasi sebesar 367 juta dolar AS untuk kegiatan pengembangan 845 juta dolar AS, kegiatan produksi 3,922 miliar dolar AS, dan administrasi senilai 521 juta dolar AS.(p/mk)